Bertempat di Villa Hotel Sinar Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, YKMI dan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya dengan dukungan YKMI-UNICEF menggelar Kickoff implementasi Program Peningkatan Kualitas Hidup Anak Perempuan dengan Fokus pada Sektor WASH Yang Responsif Gender dan Inklusif (GEDSI) serta Berketahanan Iklim, kegiatan ini dibuka secara resmi oleh dr. Kornelius Kodi Mete selaku Bupati Sumba Barat Daya. Turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari Kantor UNICEF Perwakilan NTT dan NTB, Kepala BAPPEDA Kab. SBD, Kepala Dinas Kesehatan Kab.SBD, Ketua POKJA AMPL Kab.SBD, Pimpinan OPD di Kabupaten SBD, Ketua PKK Kab. SBD, Camat dan Kepala Desa, perwakilan kaum disabilitas, perwakilan Yayasan Harapan Sumba, unsur-unsur pemerintah dan para stakeholder lainnya dibidang sanitasi dan kesehatan. Hadir juga secara daring Narasumber dari level pusat dan Provinsi yaitu Ibu Tutut Indra Wahyuni Ketua Tim Kerja Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar, Direktorat Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, Ibu Nitta Rosalin Kasubdit Perumahan dan Kawasan Permukiman Ditjen Bina Bangda Kemendagri dan Bapak Joun Paut Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappelitbangda Provinsi NTT selaku Pokja PKP (Forum AMPL) Provinsi NTT.
Tatang Husaini, selaku Program Manager YKMI NTT, mengungkapkan, “Program ini bertujuan mendukung pemerintah di SBD, terutama dalam tiga aspek utama, pertama penerapan manajemen kesehatan dan perilaku hidup bersih pada remaja, kedua pemberdayaan masyarakat terkait promosi kesehatan serta praktik hidup bersih dan sehat di berbagai lapisan masyarakat, termasuk di pusat kesehatan masyarakat dan dalam organisasi kepemudaan, dan yang ketiga serta integrasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan perubahan iklim dan Gender Equality and Social Inclusion (GEDSI).” Tutur Tatang.
Dalam pandangan Rostia La Ode Pado, selaku WASH Officer UNICEF Kantor Perwakilan NTT-NTB dalam sambutan secara daring, ia menyampaikan, ” Peningkatan akses air minum dan sanitasi merupakan salah satu intervensi kunci untuk penurunan stunting, data Monev STBM Kemenkes Triwulan 2 Tahun 2023 menunjukkan bahwa 59,66% desa/kelurahan di Indonesia yang terverifikasi Stop Buang Air Besar Sembarangan, sementara dari 22 Kabupaten/Kota di NTT baru 5 Kabupaten/Kota yang sudah terverifikasi stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) yaitu Kupang, Alor, Flores Timur, Manggarai dan Belu. UNICEF-YKMI bersama Pokja PKP( Forum AMPL) Provinsi NTT, Pemerintah Daerah SBD, POKJA AMPL SBD dan semua pihak berkolaborasi mendukung percepatan Stop BABS dan implementasi Sanitasi Aman di Sekolah, madrasah, di PAUD, di Puskesmas dan masyarakat melalui kegiatan dukungan Peningkatan Kualitas Hidup Anak Perempuan dengan Fokus pada Sektor WASH Yang Responsif Gender dan Inklusif (GEDSI) serta Berketahanan Iklim. “. Tuturnya
Sementara itu, dr. Kornelius Kodi Mete selaku Bupati Sumba Barat Daya dalam sambutannya menyampaikan “Kami sangat menyambut baik program ini, karena progam ini sangatlah penting untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat Sumba Barat Daya, dan ini adalah cita-cita kita bersama. Untuk mewujudkan percepatan Kabupaten SBD Stop BABS yang dalam program ini ditargetkan 25 Desa, perlu dilakukan pemberian pemahaman (penyuluhan) dan intervensi secara terus menurus yang dimotori oleh para Camat dan Kepala Desa serta Puskemas hingga Pustu (Puskesmas Pembantu) bersama dengan masyarakat.” Tutur beliau
Selain kegiatan Kick-off kegiatan program, juga dilakukan penandatangan Komitmen Bersama Bupati, Camat dan Kepala Desa yang hadir dalam kegiatan tersebut untuk percepatan STOP BABS di Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi NTT.